Sabtu, 10 Maret 2012

BIOKIMIA - ENDOKRIN


Hormon : substansi kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin ; berfungsi mengatur & mengkatalisa proses metabolisme di dalam target organ/jaringan.
            Kelenjar endokrin : kelenjar yang tidak mempunyai saluran & mensekresikan isinya langsung ke dalam pembuluh darah ; hasil sekresinya disebut hormon & jaringan yang dipengaruhinya disebut target hormon.
Hormon mempengaruhi proses metabolisme (seperti enzim), tetapi perbedaannya dengan enzim :
         Hormon dihasilkan oleh organ lain dengan organ tempatnya bekerja ; enzim dihasilkan oleh organ tempatnya bekerja
         Hormon disekresikan langsung ke dalam pembuluh darah untuk siap digunakan ; enzim tidak langsung ke dalam pembuluh darah
         Struktur hormon berupa protein, polipeptida, asam amino atau steroid ; enzim berupa protein
            Sifat umum hormon : menghambat secara umpan balik, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kelenjar endokrin asalnya.
Struktur kimia hormon penting untuk identifikasi & aktivitas biooginya
Macam-macam hormon yang termasuk golongan :
         Polipeptida/protein : TSH, LH, LTH, GH, LRF, PIF, ACTH, MSH, vasopressin, oxytocin, PRF, MIF, insulin, glukagon, PTH, calcitonin, FSHRF, relaxin, secretin, cholescystokonin, gastrin, MRF, angotensin, CRF, GHRF, TRF, GIF
         Amina/amino : tiroksin (T4), triiodotironin (T3), epinephrin, norepinephrin, melatonin.
         Steroid : aldosteron, kortison, testosteron, kortisol, kortikosterol, estrogen, 11-dehidrokortikosteron, progesteron, adrenal androgen
Biosintesa & sekresi hormon :
         Kedua proses ini penting untuk mengatur kadar hormon dalam darah
         Bila tubuh (karena suatu sebab) kekurangan atau kelebihan hormon dalam darah maka sintesa akan ditingkatkan atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan
Mekanisme kerja hormon :
         Mempengaruhi aktvitas enzim yang sudah tersedia dalam sel target organ melalui sistim adenil siklase & cAMP pada membran sel
         Mempengaruhi sintesa enzim di dalam sel target organ, baik pada tingkat inti maupun pada tingkat ribosom

Klasifikasi hormon berdasarkan mekanisme kerja:
I.  Mengikat reseptor intrasel         
hormon steroid, tiroid, asam retinoat.
 II. Mengikat reseptor di permukaan sel/ transmembran
    A. Mediator intrasel :  cAMP.
         contoh: α2, β adrenergik katekolamin, angiotensin II, kalsitonin, hCG, CRH/F, FSH, LPH, LH, MSH, PTH, somastatin, TSH,  dopamin, ACTH, ADH.
B.  Mediator intrasel :   cGMP.
contoh: ANF
C.  Mediator intrasel : kalsum dan/atau fosfatidil inositol.
contoh: asetilkolin, α1 adrenergik katekolamin, angiotensin II, ADH ( VASOPRESSIN ), CCK, gastrin, GRH,  PDGF, substance P, TRH , oksitosin.
    D. Mediator intasel: reaksi kinase atau fosfatase.
         contoh: hPL, EGF, EPO, FGF, GH, insulin, IGF I dan II, NGF, PDGF, LTH, adiponektin, leptin .
CIRI   HORMON   GRUP I
1. Lokasi reseptor di intrasel.
2. Bersifat LIPOFILIK / HIDROFOBIK
3. Terikat pada protein pengangkut hormon. 
4. Waktu paruh : panjang.
5. Fungsi : sintesis protein.
6. Mediator : kompleks : hormon-reseptor
CIRI   HORMON  GRUP II
1. Reseptor berada di trans membran/ permukaan sel.
2. Bersifat LIPOFOBIK / HIDROFILIK
3. Tidak terikat pada protein darah.
4. Fungsi : bermacam-macam.
5. Waktu paruh relatif pendek.
6. Mediator : bermacam-macam.
c GMP sebagai mediator intrasel ( Second Messenger ) à Guanilil Siklasesebagai reseptor. Yang mengubah GTP menjadi c GMP adalah ANF (Atrial  Natriuretic  Factor) à HORMON.

Efektivitas hormon terhadap target organ dipengaruhi :
         Kecepatan sintesa & sekresi hormon di dalam kelenjar endokrin asalnya
         Faktor transport yang spesifik di dalam plasma
         Adanya reseptor yang spesifik di dalam sitosol maupun pada membran dari target organ
         Faktor degradasi dari hormon, biasanya di hati & ginjal
         Kadang-kadang dapat berkonversi menjadi bentuk yang lebih aktif


KELENJAR HIPOFISA (PITUITARY GLAND)
Secara embriologik terdiri dari 2 bagian :
1. Adenohipofisa :
        Terdiri dari lobus anterior & intermedius
        Pada manusia, lobus intermedius mengalami rudimentasi
2. Neurohipofisa :
        Merupakan lobus posterior dari kelenjar hipofisa
Menghasilkan berbagai hormon yang :
        Mengatur kelenjar endokrin yang lain → disebut hormon tropik
        Mempengaruhi secara langsung metabolisme organ sasaran / target organ
Hipofisektomi :
        Atrofi & penurunan fungsi kelenjar endokrin
        Percobaan tikus muda : pertumbuhan terhambat & gangguan pematangan kelenjar seks
        Percobaan tikus dewasa : atrofi kelenjar endokrin (tiroid, korteks adrenalis & kelenjar seks)
Ø    Sekresi hormon dari kelenjar hipofisa diatur oleh hormon/faktor dari hipotalamus
Ø    Sekresi & sintesa dari releasing hormone (hipotalamus) dikontrol oleh bermacam-macam neurotransmitter, misal : dopamin, adrenalin/noradrenalin, serotonin, histamin, asetilkolin & garam amino butirat
Ø    Adanya faktor pengaturan di atas, maka rangsangan neurologik ataupun psikis (stress) dapat mempengaruhi kelenjar endokrin & reaksi metabolik
Hormon Tiroid
Biosintesis hormon tiroid/ metabolisme yodida.   
·      Metabolisme hormon tiroid:
1. Deyodinasi T4 menjadi T3  dan  rT3  di perifer.
2. Deaminasi oksidatif menjadi triac dan tetrac.
3. Dekarboksilasi tiroksin menjadi tiroksamin.
4. Pemecahan ikatan 2 cincin fenol .
5. Konjugasi/ sulfatasi di hati.
Auto regulasi hormon tiroid
A. Kadar yodida rendah: 1. Trapping meningkat sehingga rasio T : S meningkat  2. Pembentukan MIT lebih besar daripada DIT.
B. Bila kadar yodida darah meningkat: terjadi efek “wolff chaikoff block”, gangguan yodinasi.
C.  Hewan kekurangan yodida lebih mudah goiter daripada cukup yodida.
HIPOTIROIDISME
1. Kretinisme
2. Juvenile Myxedema
3. Myxdema
4. Penyakit hashimoto
5. Simple goiter = Endemic goiter
HIPERTIROIDISME
1.Penyakit grave ditemukan LATS=TSI di darah. 
2.Penyakit plummer.
Keadaan patologis korteks adrenalis :
A. Glukokortikoid
1. Insufisiensi adrenokortikal primer / penyakit Addison
2. Insufisiensi adrenokortikal sekunder
3. Cushing's syndrome
B. Mineralokortikoid
1. Aldosteronisme primer (Conn syndrome)
2. Aldosteronisme sekunder
C. Androgen adrenal
1. Congenital adrenal hyperplasia
2. Sindroma adrenogenital

Fungsi Aldosteron:
1.  Retensi ion natrium, bikarbonat, chloride, dan air.
2.  Ekskresi ion kalium, H dan ammonium.

Aldosteronisme primer/ Conn syndrome
         Disebabkan adnoma sel glomerulosa korteks adrenalis. Didapatkan peningkatan aldosteron darah & urine
         Sintesa, sekresi & kadar kortisol plasma normal (sel-sel glomerulosa dari korteks adrenalis memang tidak mampu membentuk glukokortikoid/kortisol karena kekurangan enzim 17 hidroksilase)
         Penurunan renin & angiotensin II
         Gejala : HT, hipo K, hiper Na, alkalosis
Aldosteronisme sekunder
         Disebabkan oleh keadaan di luar adrenal, misal : peningkatan sistem renin-angiotensin atau hal-hal yang dapat menurunkan kadar Na+ (cirrhosis hepatis, nefrosis & congestive heart failure)
         Tidak ada kenaikan kadar kortikol darah
         Peningkatan renin-angiotensin II
         Gejala = aldosteronisme primer
KELENJAR PARATIROID (PTH)
Menghasilkan h.paratiroid & kalsitonin
H.paratiroid :
         Dikeluarkan dari golgi apparatus
         Fungsi : regulasi Ca & P
         Kelainan : hipoparatiroid & hiperparatiroid
Hipoparatiroid :
         Karena hilangnya kelenjar paratiroid akibat pembedahan kelenjar tiroid (ikut terangkat), reaksi autoimmune atau idopatik

Gangguan fungsi androgen adrenal
Timbul  Hiperplasia adrenal kongenital (Sindroma Adreno Genital )
ETIOLOGI  : 90 % kekurangan 21 OHase
                     10 % kekurangan 11 OHase
Medulla adrenal mensintesis: Dopamin, Noradrenalin dan Adrenalin. Ketiga hormon ini disebut katekolamin.
Medulla adrenalis :
Biosintesis & sekresi h.katekolamin
         H.katekolamin terdiri dari : dopamin, norepinefrin/noradrenalin, epinefrin/adrenalin
         Epinefrin terutama disintesis di medulla adrenalis, sedangkan norepinefrin ditemukan di medulla adrenalis, SSP & saraf simpatetik perifer
         Dopamin yang merupakan prazat norepinefrin ditemukan di medulla adrenalis, neuron noradrenergik & otak
         Pada manusia medulla adrenalis mengandung 80% epinefrin & 15-20% norepinefrin
         Prazat epinefrin & norepinefrin adalah tirosin
         Katekolamin tidak dapat menembus blood brain barrier, karena itu norepinefrin harus disintesis secara lokal. Penyakit Parkinson didapatkan penurunan sintesis norepinefrin secara lokal di otak. Pemberian L-dopa, yang merupakan prazat norepinefrin, dapat menembus BBB sehingga merupakan senyawa yang penting dalam pengobatan penyakit Parkinson
Regulasi h.katekolamin :
Pengendalian dilakukan pada tahap sintesis, sekresi, reuptake & katabolisme
         Katekolamin melakukan “feedback inhibition” terhadap sintesisnya sendiri melalui hambatan enzim tirosin hidroksilase. Bila mobilisasi hormon ini cepat, sintesis akan menurun
         Stress yang panjang, stimulasi ß adrenergik, hiperaktif hipofisa, ACTH atau pemberian kortikosteroid akan merangsang semua enzim untuk sintesis katekolamin. Glukokortikoid merangsang enzim PNMT (phenylatanolamine N-Mehyltransferase) → sintesis katekolamin ↑
         Asetilkolin merangsang sekresi katekolamin
         Reserpin & guanetidin (sebagai anti HT & tranquilizer) akan meningkatkan katabolisme katekolamin
         Kokain & amfetamin mengambat fiksasi & reuptake katekolamin oleh jaringan sehingga akan meningkatkan aktivitas biologik
         False neurotransmitter, yaitu senyawa yang strukturnya sama dengan epinefrin & norepinefrin, tapi aktivitas biologiknya rendah. Senyawa ini akan mengurangi sintesis, penyimpanan & sekresi hormon
Mekanisme kerja :
         Pada jaringan lemak, epinefrin meningkatkan cAMP → aktivasi fosforilase peningkatan lipolisis → asam lemak darah ↑
         Epinefrin merupakan hormon darurat (emergency hormone), dengan cara :
        Secara cepat menyediakan asam lemak yang merupakan bahan bakar primer untuk otot
        Mobilisasi glukosa dengan cara meningkatkan glikogenolisis & glukoneogenesis di hati & menurunkan uptake glukosa oleh otot
        Menurunkan insulin dengan maksud mencegah pemakaian glukosa oleh jaringan perifer sehingga glukosa dapat dipakai oleh otak
Hormon seks laki-laki
Fungsi testis dalam menghasilkan testosteron & spermatozoa dilakukan oleh 3 sel :
         Spermatogonia, di tubulus seminiferus → penghasil spermatoza
         Sel-sel Leydig (sel-sel interstitial) → testosteron
         Sel-sel Sertoli → sintesa & sekresi ABP (androgen binding protein)
Biosintesis h.testis :
         Testosteron (prazat : kholesterol)
         DHT (dehidrotestosteron)
        Dibentuk dari testosteron
        Testis menghasilkan ± 50 – 100 µg/hr
        Testis juga mensintesis 17ß estradiol (E2)
        Peranan E2 : membantu regulasi FSH
Testis tidak mampu membentuk glukokortikoid & mineralokortikoid sebab kekurangan 11 hidroksilase
DHT & E2 tidak hanya berasal dari sekresi langsung testis, tetapi juga berasal dari perubahan di jaringan perifer, yaitu prazat pembentuk androgen & estrogen
Metabolisme h.testosteron :
         Testosteron diubah jadi DHT di jaringan sasaran, misal : vesikula seminalis, prostat, genitalia eksterna & kulit
         Di hati testosteron diubah jadi androsteron & etiokholanolon
         Sebagian kecil testosteron juga diubah jadi estradiol & androstenedion di jaringan perifer
hormon INSULIN
·      Biosintesa insulin : di ribosom dari endoplasmik retikulum dalam β sel
·      Sekresi insulin : normal dewasa perlu ± 50 u insulin / hari
·      Rangsangan sekresi insulin :
     1. Glukosa
     2. Asam amino (terutama leusin dan arginin)
     3. Asam lemak
     4. Badan keton
     5. Ion-ion : K, Ca, Zn
     6. Hormonal : adrenalin
     7. Xylitol, sitrat, piruvat, fumarat
·      Bahan yang menghambat sekresi insulin :
  1. Epinefrin
  2. Ion magnesium
  3. Bahan inhibitor metabolisme glukosa : mannoheptulosa, 2 deoksiglukosa dan      glukosamin
  4. Somatostatin
·      Metabolisme insulin
Dipecah terutama dalam hati dan ginjal oleh enzim glutation insulin transhidrogenase à memecah ikatan disulfide
·      Efek insulin
     I.   HATI.
          A. ANABOLIK
1. ↑ penyimpanan glikogen
2. ↑ sintesis TG, kolestrol, VLDL, lipogenesis
3. ↑ glikolisis
4. ↑ sintesis protein
B. ANTI KATABOLIK
1. ↓ Glikogenolisis
2. ↓ Ketogenesis
3. ↓ Glukoneogenesis
C. ↓ KELUARNYA GLUKOSA
1. ↓ Pembentukan urea, cAMP
2. ↓ Katabolisme protein
3. ↑ Uptake K+ + PO43-
     II. OTOT
          A. ↑ SINTESIS PROTEIN
              1. ↑ Transport AA
              2. Sintesis protein ribosom
          B. ↑ SINTESIS GLIKOGEN
              1. ↑ transport glukosa dan heksosa
              2. ↑ aktivitas glikogen syntase
              3. ↓ aktivitas glikogen fosforilase
          C. TRANSPORT ION
          D. ↑ GLIKOLISIS HMP SHUNT TCA CYCLE
     III. JARINGAN LEMAK
          ↑ penyimpanan TG
          1. Induksi LPL
          2. ↑ transport glukosa à lemak
          3. ↓ lipolisis intrasel
·      DIABETES MELLITUS
     I. IDDM = DM type I
          - ± 10%
          - umumnya usia muda : Juvenile diabetes
          - ↓ insulin, reseptor : N
     II. NIDDM = DM type II
          - ± 90%
          - umumnya usia dewasa : Maturity onset diabetes
          - insulin N, reseptor ↓
     DM selama kehamilan : DIABETES GESTATIONAL
     DM sekunder :     1. Acromegali
                                  2. Cushing syndrome
                                  3. Geokromositoma,
                                  4. Glukagonoma
                                  5. Somastatinoma dan lain-lain.
Hormon glukagon
Keadaan yang dapat merangsang sekresi glukagon :
a. Hipoglikemia (kelaparan, insulin, sulfonilurea)
b. Exercise
c. Asam amino, terutama arginin
d.Katekolamin & hormon saluran pencernaan makanan (cholecystokinin, gastrin, GIP/gastric inhibitory polypeptide
e. Glukokortikoid
         Yang menghambat sekresi glukagon adalah glukosa
         Perbedaan glukagon & epinefrin :
-       glukagon lebih aktif di jaringan hati
-       epinefrin lebih aktif di jaringan lemak & otot
         Persamaan glukagon & epinefrin :
-       meningkatkan sintesis cAMP, pemecahan glikogen & lemak
         Kelainan : hiperglukagonemia pada tumor sel-sel A pankreas
         Fungsi glukagon:
1.  c AMP    memacu   transkripsi gen pepck.
2.  Merangsang glikogenolisis hati.
3.  Merangsang lipolisis, ketogenesis, dan sekresi insulin.  
4.  Menghambat glikolisis, TCA DAN HMP SHUNT.
ESTROGEN
    Selama kehamilan E1,  E2 , dan  E3   meningkatnamun pada akhir kehamilan E3 diproduksi banyak di plasenta.
E1 (ESTRON)
       Estrogen utama perifer pada wanita post menopause yang berasal dari aromatisasi androstenedion.
E2 (17 β ESTRADIOL)
       Pada wanita hamil 50% diproduksi selama kehamilan dari aromatisasi androgen.   Berasal dari androgen adrenal di jaringan.           
       Pada laki-laki 80% berasal dari aromatisasi testosteron di perifer.
E3  (  ESTRIOL  )
       Merupakan estrogen utama plasenta dan berfungsi sebagai indikator fetoplasental.           
       DHEA adrenal berikatan dengan α16 Ohase di hati kemudian ikatan ini menuju plasenta dan dibentuk estriol (E3). 

Penerapan dalam masyarakat
            Dengan kita mempelajari endokrin, hormon, brserta fungsinya kita bisa tahu bahwa penyakit gondok (goiter) bisa disebabkan oleh apa saja. Karena nantinya di klinis kit akan sering menjumpai pasien-pasien dengan kekurangan hormon tiroid. Ataupun karena kelebihan hormon tiroid menyebabkan Hipertiroidi (Tirotoksikosis). Gejala : detak nadi jantung cepat, tegang, sukar tidur, berkeringat, kulit basah, berat badan turun walau napsu makan naik, peka pada panas. Terapi :     menghambat produksi hormon tiroid dengan obat anti tiroid memberi radioisotop I131 atau kombinasi, kadang operasi, diberi KI.
            Jadi dengan beajar hormon kita bisa mengetahui teori klinis tentang tiroid ataupun kelainan endokrin lainnya, seperti diabetes mellitus, hipertensi, atau penyakit lain yang nantinya kita sebagai calon dokter akan banyak menemui kasus-kasus karena kelainan sistem endokrin.

Kegunaan hormon di klinis sebagai :
1. physiologic agent : memperbaiki kekurangan hormon atau memperbaiki fungsi kelenjar endokrin
2. diagnostic : mengetahui fungsi kelenjar endokrin atau kelainan sistim metabolisme
3. pharmacologic agent : memperbaiki aktivitas yang berlebihan atau efek lain yang timbul yang tidak diinginkan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar